Maksudnya:
89. Barangsiapa yang membawa kebaikan, Maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram daripada kejutan yang dahsyat pada hari itu.
90. Dan barang siapa yang membawa kejahatan, Maka disungkurkan muka mereka ke dalam neraka, tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.
91. Aka Hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) yang telah menjadikannya Suci dan kepunyaan-Nyailah segala sesuatu, dan Aku diperintahkan supaya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
92. Dan supaya Aku membacakan Al-Quran (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat Maka Katakanlah: “Sesungguhnya Aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan".
93. Dan Katakanlah: “Segala puji bagi Allah, dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, Maka kamu akan mengetahuinya dan Tuhan mu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan”.
SIAPA YANG ‘TIDAK TAKUT DAN TIDAK BERDUKACITA’?
Allah Taala ada berfirman, ertinya:
“Ketahui oleh mu bahawa kekasih Allah itu tidak takut dan tidak berdukacita”
Marilah kita mentafsir dan memahami kehendak ayat ini,
Moga-moga Tuhan memberi kita faham maksud dan kehendak-Nya,
Dengan itu moga-moga kita dapat menghayati,
Dan menjadikan pegangan di dalam kehidupan,
Di antara kehendak ayat ini:
Orang bertaqwa itu dia tidak takut dengan manusia dan kuasa manusia, kalau dia didatangkan ujian dan manusia tidak pula berdukacita,
Orang mukmin tidak takut dengan kemiskinan,
Jika terjadi kemiskinan tidak pula berdukacita,
Orang mukmin tidak dengan kesakitan,
Kalau berlaku tidak pula susah hatinya,
Orang yang bertaqwa tidak bimbang dengan penghinaan dari manusia,
Kalau terjadi tidak pula sakit hatinya,
Orang mukmin tidak takut dimurka oleh manusia,
Kalau berlaku tidak pula susah hati,
Kekasih Tuhan itu tidak takut dan bimbang tentang rezekinya,
Kalau tidak ada, redha hatinya,
Orang mukmin itu tidak takut tidak dikasihi orang,
Kalau terjadi tidak pula cacat jiwanya,
Wali Aliah itu tidak bimbang kalau tidak ada harta,
Kalau hilang hartanya tidak pula jiwa derita,
Orang mukmin tidak bimbang dengan takdir Tuhannya,
Kalau terjadi tidak pula bersedih hati,
Wali Allah itu tidak takut meninggalkan dunia, harta benda dan sanak saudaranya,
Dan tidak pula bersedih dengan kematiannya,
Orang mukmin itu yang dia takut hanya dengan Tuhannya,
Yang dia berdukacita kalau berbuat dosa,
Dia takut kalau Tuhan tidak redha,
Dia susah hati kalau lalai dengan Tuhannya,
Dia bimbang kalau tercabut imannya,
Dia bersedih kalau cuai dengan ibadahnya,
Begitulah lebih kurang maksud dan kehendak tafsiran ayat,
Moga-moga ada kebenarannya.
kuliah zuhur, surau Al-Hukama.
89. Barangsiapa yang membawa kebaikan, Maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram daripada kejutan yang dahsyat pada hari itu.
90. Dan barang siapa yang membawa kejahatan, Maka disungkurkan muka mereka ke dalam neraka, tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.
91. Aka Hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) yang telah menjadikannya Suci dan kepunyaan-Nyailah segala sesuatu, dan Aku diperintahkan supaya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
92. Dan supaya Aku membacakan Al-Quran (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat Maka Katakanlah: “Sesungguhnya Aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan".
93. Dan Katakanlah: “Segala puji bagi Allah, dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, Maka kamu akan mengetahuinya dan Tuhan mu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan”.
SIAPA YANG ‘TIDAK TAKUT DAN TIDAK BERDUKACITA’?
Allah Taala ada berfirman, ertinya:
“Ketahui oleh mu bahawa kekasih Allah itu tidak takut dan tidak berdukacita”
Marilah kita mentafsir dan memahami kehendak ayat ini,
Moga-moga Tuhan memberi kita faham maksud dan kehendak-Nya,
Dengan itu moga-moga kita dapat menghayati,
Dan menjadikan pegangan di dalam kehidupan,
Di antara kehendak ayat ini:
Orang bertaqwa itu dia tidak takut dengan manusia dan kuasa manusia, kalau dia didatangkan ujian dan manusia tidak pula berdukacita,
Orang mukmin tidak takut dengan kemiskinan,
Jika terjadi kemiskinan tidak pula berdukacita,
Orang mukmin tidak dengan kesakitan,
Kalau berlaku tidak pula susah hatinya,
Orang yang bertaqwa tidak bimbang dengan penghinaan dari manusia,
Kalau terjadi tidak pula sakit hatinya,
Orang mukmin tidak takut dimurka oleh manusia,
Kalau berlaku tidak pula susah hati,
Kekasih Tuhan itu tidak takut dan bimbang tentang rezekinya,
Kalau tidak ada, redha hatinya,
Orang mukmin itu tidak takut tidak dikasihi orang,
Kalau terjadi tidak pula cacat jiwanya,
Wali Aliah itu tidak bimbang kalau tidak ada harta,
Kalau hilang hartanya tidak pula jiwa derita,
Orang mukmin tidak bimbang dengan takdir Tuhannya,
Kalau terjadi tidak pula bersedih hati,
Wali Allah itu tidak takut meninggalkan dunia, harta benda dan sanak saudaranya,
Dan tidak pula bersedih dengan kematiannya,
Orang mukmin itu yang dia takut hanya dengan Tuhannya,
Yang dia berdukacita kalau berbuat dosa,
Dia takut kalau Tuhan tidak redha,
Dia susah hati kalau lalai dengan Tuhannya,
Dia bimbang kalau tercabut imannya,
Dia bersedih kalau cuai dengan ibadahnya,
Begitulah lebih kurang maksud dan kehendak tafsiran ayat,
Moga-moga ada kebenarannya.
kuliah zuhur, surau Al-Hukama.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan